TOXIC RELATIONSHIP

Pasti kalian pernah denger dong tentang "TOXIC RELATIONSHIP"?

Kayanya hal itu udah ga asing lagi di zaman sekarang, iya ga sih?

Banyak banget nih yang mengalami hal itu, 

Sebenarnya, apa sih toxic relationship itu? Terus penyebabnya apa aja? Akibat dari toxic relationship tuh apa? Kalo udah toxic bisa ga sih di perbaiki lagi?

       Oke oke oke, kita bahas satu-satu ya...

    Istilah toxic sendiri adalah seseorang yang "beracun" dalam artian orang tersebut memiliki sifat pribadi yang suka menyusahkan atau merugikan orang lain, mau secara fisik ataupun emosional. Nah, seseorang ini bisa dianggap menjadi "racun" ketika dia menebarkan sesuatu yang negatif ke lingkungan sekitarnya.

    Nahh toxic ini ga hanya terjadi di kalangan orang-orang yang memiliki realtionship aja a.k.a pacaran, tapi lingkungan kerja, pertemanan, bahkan keluarga dan saudara sendiri pun bisa aja loh.

    Oke, yang sekarang kita bahas adalah toxic relationship.

    Yang namanya hubungan itu dijalani dua arah, harus saling melindungi dan menjaga satu sama lain, itulah hubungan yang sehat. Sementara toxic relationship adalah hubungan yang sangat tidak menyenangkan bagi diri sendiri ataupun orang lain dan membuat kita merasa menjadi pribadi yang lebih buruk.

    Toxic Relationship ini bisa terjadi karena adanya kasih sayang yang berlebih sehingga menyebabkan pasangan kita terlalu over protektif. Dalih takut kehilangan seringkali menjadi tameng dalam sebuah hubungan yng toxic, bener apaa bener??? 

    Sekarang, kita kenali ciri-ciri TOXIC RELATIONSHIP kuyyy...

    Dilansir dari Women Health (2018), inilah ciri-ciri tanda toxic relationship :

    1. POSESIF

        Nah sikap posesif ini salah satu tanda toxic relationship. Sayang yang terlalu berlebih, rasa kehilangan yang berlebih menjadikan si pasangan memiliki sifat posesif nihh. Tanpa mereka sadari, keposesifan itulah awal mula hadirnya hubungan yang toxic.

        Loh kenapa kok posesif dibilang tanda hubungan yang toxic? Yap! Karena perilaku posesif ini benar benar sangat merugikan seorang individu, Karena gerak ruang kita dibatasi, pertemanan kita pun juga amat sangat dibatasi. Kita tidak dapat menjadi diri kita sendiri, karena apapun yang kita lakukan tidak akan mendapatkan dukungan dari pasangan kita. Bahkan tak jarang kita akan sering dicurigai dan di kekang. Sungguh sangat merugikan, bukan?

        Lagi-lagi dalih terlalu sayang, cinta dan teramat takut kehilangan di jadikan tameng oleh pasangan. Pada akhirnya, kita tidak bisa menjadi diri kita sendiri, karena apapun yang kita lakukan selalu di kontrol sama pasangan kita dan harus melalui persetujuan pasangan. Benar-benar sangat berlebihan.

         Padahal segala sesuatu yang berlebihan itu sangat tidak baik, pernah dengar kata-kata Ali bin Abi Thalib radhiallahu'anhu?

        Beliau pernah berkata, "Jangan terlalu membenci seseorang karena bisa jadi besok kamu mencintainya. Dan, jangan terlalu mencintai seseorang karena bisa jadi esok kamu membencinya."

        So, jika kamu ingin hubungan mu sehat dan jauh dari kata toxic yuk hindari dari sifat posesif. Kamu sayang sama pasangan mu boleh, asalkan saling memberi ruang gerak pada pasangan masing-masing. Percaya satu sama lain dan komunikasikan dengan baik. Sering-sering deh deep talk sama pasangan kalian.

    2. TINDAKAN KEKERASAN

         Ciri kedua ini adanya tindakan kekerasan, tanpa disadari bahwa sifat posesif bisa menimbulkan "tindak kekerasan". Tindak kekerasan ini ga harus selalu tentang kekerasan fisik tapi bisa juga menyangkut kekerasan verbal (lisan).

        Tindak kekerasan ini lah yang sangat amat merugikan diri sendiri karena hal ini benar-benar berdampak buruk untuk kesehatan mental dan fisik kita. Seperti kekerasan verbal, efeknya memang tidak terlihat seperti kekerasan fisik akan tetapi dampak psikologi setelah itu terjadi sungguh sangat luar biasa. 

        Karena bisa menyebabkan seseorang tidak percaya diri, traumatik, depresi, bahkan bisa sampai nekat mencelakai dirinya sampai mati a.k.a bunuh diri. Apapun yang bernama kekerasan sangat tidak dibenarkan! 

      3. HUBUNGAN YANG DIDOMINASI OLEH KOMUNIKASI SATU ARAH

          Komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam sebuah hubungan. Tak jarang, banyak pasangan yang sering selisih faham karena adanya kurang komunikasi atau bahkan komunikasi yang hanya satu arah saja.

        Hubungan yang sehat ditandai dengan adanya kesetaraan. Maksudnya ialah setiap orang memiliki kedudukan yang sama, jika adanya permasalahan mereka berhak memberikan pertimbangan untuk suatu keputusan.

    Jika dalam hal ini ditemukan adanya dominasi komunikasi dari salah satu pihak, seperti mementingan egois masing-masing dalam memutuskan suatu masalah, harus mengikuti kemauan dari salah satu pihak saja, fix ini ga bisa dikatakan sebagai hubungan yang sehat. 

    So, musyawarah itu penting gaess! Yuk mulai membangun komunikasi dua arah sama pasangan biar tidak sering terjadi kesalah fahaman diantara kalian #uhuyyy

    Nah, sekarang kita bahas tentang penyebab toxic relationship bisa terjadi.

    Kira-kira menurut kalian apa yang menyebabkan toxic relationship itu terjadi??

    Yessss! Adanya toxic relationship itu terjadi bisa disebabkan oleh masa lalu atau latar belakang seseorang yang minim akan kasih sayang. Sehingga saat ia beranjak dewasa, ia mencari kasih sayang dari orang lain dan meluapkan kasih sayang yang ia punya secara berlebih terhadap orang tersebut.

    Lalu bisa juga disebabkan dari karena masa lalu yang mendapatkan perundungan atau bullying, sehingga dia melampiaskan kekesalannya terhadap pasangannya.

    Atau bisa jadi disebabkan karena seseorang mengalami gangguan mental seperti depresi dan kecemasan yang berlebih. Dan tidak memungkiri juga, bahwa pasangan yang sifatnya timpang bisa menyebabkan hubungan yang toxic contoh pasangan A memiliki sifat pengontrol dan pasangan B memiliki sifat pengalah.

    Dampak dari hubungan toxic tuh banyak banget, kita bahas dari berbagai pandangan ya!

    1. Dampak secara psikis

        Dilansir dari psikoberbagi.wordpress.com, dampak dari hubungan yang toxic bisa menyebabkan distrosi kognitif, sulit berkonsentrasi, cemas berlebih, depresi, traumatik, motivasi untuk beraktivitas produktif berkurang, dan semua itu bisa menyebabkan terjadinya gangguan mental.

        Walaupun tidak terlihat secara kasat mata, ketahuilah bahwa dampak secara psikis itu jauh lebih membekas dan berbahaya dibanding dengan dampak fisik. Dan orang yang sudah terkena gangguan mental, untuk menyembukannya sangat susah dan mahal. Pelaku mau bertanggung jawab akan hal tersebut? Tentu tidak!

    2. Dampak secara fisik

        Pastinya dampak secara fisik yang didapatkan adalah luka ringan hingga berat, atau bahkan bisa saja berujung kepada kematian.

        Penulis akan memberikan contoh dari pengalaman pribadi. Fulanah memiliki hubungan yang cukup lama, setelah bertahunn-tahun pacaran, fulanah seringkali mendapatkan kekerasan fisik dari pacarnya, tapi fulanah tetap bertahan dalam hubungan tersebut sampai akhirnya pacar fulanah melakukan kekerasan hebat sehingga menyebabkan fulanah geger otak ringan dan harus di bawa ke ahli saraf dan sebagainya. 

        Sampai akhirnya, pelaku di penjara karena melakukan tindakan kriminal yang menyebabkan fulanah hampir mati.

    3. Dampak pada kehidupan sosial

        Seperti yang penulis sebutkan di atas, karena sifat posesif akhirnya berpengaruh pada kehidupan sosial pasangan. Toxic relationship menciptakan dependensi atau ketergantungan kepada seseorang atau suatu kelopmpok. Sehingga, ia menjadi terbatas pergerakannya, terbatas dalam pergaulan dan pertemanannya dan menyebabkan ia tidak bisa berkembang dan mengekplore dirinya lebih jauh lagi.

    Biasanya, seseorang yang sudah terjerumus kedalam hubungan yang toxic dia cenderung sulit untuk keluar dari hubungannya dan takut untuk mengenal lingkungan atau orang baru lagi.


BISAKAH TOXIC RELATIONSHIP DIPERBAIKI???

    Jawabannya : BISA !!!

    Asalkan kedua pihak harus mengakui bahwa :

    1. Hubungan kalian memang sudah berada di toxic relationship

        Akui jika memang hubungan kalian sudah tidak sehat, bicarakan baik-baik kepada pasangan tentang apa yang dirasa selama ini.

    2. Saling mengakui kesalahan masing-masing

        Setelah adanya pengakuan tentang hubungan, akui kesalahan masing-masing, saling meminta maaf dan bicarakan kedepannya hubungan ini mau di bawa kemana.

    3. Bersedia untuk berubah dan memperbaiki segalanya

        Jika sudah saling mengakui dna meminta maaf, sudah memutuskan segalanya. Komitmen untuk berubah dan memperbaiki hubungan jika memilih mempertahankan hubungan.

    4. Menyadari bahwa ini membutuhkan proses yang lama dan tidak instan

        Segala proses perubahan tidak ada yang instan, berubah menjadi health relationship tidak hanya dalam waktu semalam, butuh waktu yang cukup lama dan hal ini harus disadari agar mencegah dari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi seperti menuntut.

    Lalu, jika keempat cara tersebut sudah dijalani, ternyata tidak berhasil dan bahkan malah semakin parah. Apa yang harus dilakukan?

    Jangan takut untuk cerita ke orang yang benar-benar bisa dipercaya, seperti keluarga, sahabat. Supaya kalian memiliki support system untuk menjauhi dia dan keluar dari hubungan yang toxic. Jangan sesekali mencoba untuk menghubungi lagi. Cari kegiatan yang menyibbukan diri kalian sehingga lupa dengan masalah. Perbanyak quality time bersama keluarga, teman dan sahabat. Jika sudah menyerang kepada kesehatan mentalmu, datang pada ahlinya yaitu psikolog dan psikiater.

JIKA YANG LAIN BISA KELUAR DARI TOXIC RELATIONSHIP, KALIAN PASTI BISA KELUAR DARI TOXIC RELATIONSHIP !

        



DAFTAR PUSTAKA

Nurzainina, Yunita, S. Psi, (2016). Toxic Relationship. Jurnal Psikologi Klinis. Diakses dari https://psikoberbagi.wordpress.com/2020/06/17/toxic-relationship/

Kompas Helath (2020). 6 Cara Keluar dari Toxic Relationship. Diakses dari https://health.kompas.com/read/2020/11/28/192900268/6-cara-keluar-dari-toxic-relationship?page=all#:~:text=Penyebab%20toxic%20relationship%20juga%20dapat,dari%20pasangan%20yang%20sifatnya%20timpang.

Moreschick, Pikiran Rakyat (2020). Apa Mungkin Toxic Relationship Bisa Diperbaiki?. Diakses dari https://moreschick.pikiran-rakyat.com/moreflection/pr-64876748/apa-mungkin-toxic-relationship-masih-bisa-diperbaiki


    

Komentar

Postingan Populer